Jakarta – Tidak dapat dipungkiri, kondisi pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat dan mempercepat proses transformasi digital. Hal ini berdampak pada tren ekonomi masyarakat khususnya e-commerce dan logistik yang terus meningkat. Kondisi tersebut juga berpengaruh pada industri property & fleet di mana kebutuhan gedung semakin beragam menyesuaikan dengan tren yang ada.

Perusahaan properti harus mampu cepat beradaptasi dengan tantangan di era disrupsi. Menjawab tantangan tersebut, Direktur Utama Metranet Didik Budi Santoso membagikan pandangannya terkait pengaruh teknologi pada tren bisnis properti dalam kegiatan Telpro Innovation Day 2022 yang digelar di Telkom Landmark Tower, Kamis (10/11).

Telpro Innovation Day 2022 merupakan wadah bagi bagi PT Graha Sarana Duta (Telkom Property) untuk memperkenalkan inovasi-inovasi yang dihasilkan khususnya pada industri property & fleet. Telkom Property sendiri merupakan anak perusahaan Telkom Indonesia yang memiliki visi to be the most preferred technology-led property company in Indonesia.

Direktur Utama PT Graha Sarana Duta (Telkom Property), Muhammad Firdaus dalam sambutannya menyampaikan, Telpro Innovation Day merupakan langkah strategis yang dilakukan sebagai bagian dari transformasi perusahaan.

“Salah satu visi Telkom Property adalah menjadi leading dengan menggunakan teknologi. Kita harus meninggalkan cara-cara lama. Ke depan gedung-gedung akan embedded dengan teknologi. Kita akan kesulitan untuk compete di market tanpa adanya teknologi. Dan inovasi ini menjadi nafas yang harus dilakukan oleh perusahaan,” ujar Firdaus.

Dalam sesi talk show, Direktur Utama Metranet Didik Budi Santoso menyampaikan, situasi teknologi dan pasar mengubah banyak hal sehingga dalam industri logistik mengubah new delivery model. Saat ini muncul istilah on-demand delivery dan relay delivery. Situasi saat inilah yang banyak mengubah ekosistem sehingga mengubah model bisnis baru.

Dalam menjawab tantangan era disrupsi, perusahaan properti dapat menjalankan beberapa langkah. Pertama adalah warehouse management. Hal-hal dengan penggunaan teknologi seperti Big Data, Internet of Things (IoT), dan robotik perlu segera diimplementasikan untuk memasuki standar warehouse yang baik dan mengurangi kesalahan atau human error.  Kedua, fleet management, yaitu adanya electric vehicle tentu membuat peningkatnya kebutuhan charging atau energi.

“Ketiga adalah menciptakan economic hub, yaitu menjadi hub untuk kegiatan ekonomi dengan mendukung lima pilar seperti academy, business, community, government, dan media. Dalam konteks economic hub, properti wajib menjalankannya,” imbuh Didik.