Oleh: Ruby Hendrarto Wijoseno – VP Digital-Life Distribution Business Metranet

 

Di era disrupsi ini, segala sesuatunya sangatlah unpredictable. Hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, diabaikan dan dianggap sulit untuk dilakukan, di era saat ini menjadi sebuah keharusan dan kewajaran di hampir setiap industri.

Apalagi pandemi Covid-19 menciptakan akselerasi teknologi begitu cepat dan manusia dituntut untuk cepat beradaptasi. Pandemi membawa era disrupsi yang semakin terasa dampaknya.

Salah satu contohnya adalah disrupsi di bidang perbankan, di mana kartu ATM tidak menjadi pilihan utama sebagai media transaksi. Kini telah banyak digantikan dengan QRIS sebagai sarana bertansaksi. Atau contoh lainnya yang masih di industri perbankan, pencairan kredit bisa dilakukan dalam waktu hanya 5 menit melalui aplikasi pinjaman online yang sebelumnya bisa memakan waktu berminggu-minggu bagi calon debitur untuk mendapatkan pinjaman.

Korporasi besar saat ini tidak lagi memangsa korporasi kecil, tetapi koporasi kecil yang akan memangsa korporasi yang besar dan sudah mapan. Kecepatan dan fleksibilitas model bisnis menjadi ukuran, bukan lagi besar kecilnya perusahaan. Tetapi siapa yang mampu bergerak lincah dan beradaptasi yang akan memenangkan persaingan

Untuk itulah, sebagai pribadi kita perlu membangun kemampuan resiliensi (resilience). Kemampuan resiliensi artinya kemampuan untuk bangkit dan pulih ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan harapan. Kita dituntut agar mampu menyelesaikan permasalahan yang di luar kondali kita. Sehingga kita berani bangkit dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, meskipun sering kali mengalami kegagalan.

Beberapa kiat-kiat yang dapat diterapkan dalam membangun kemampuan resiliensi atau tangguh adalah sebagai berikut:

  1. Dreaming (Bermimpi)

Mimpi merupakan motivasi terbesar dalam diri kita untuk bertahan dan bergerak terus untuk maju. Untuk mencapai mimpi kita, yang harus kita lakukan adalah setting the goals terlebih dahulu untuk agar lebih memahami apa yang menjadi goals atau impian kita.

  1. Believing (Percaya)

Percaya bahwa kita bisa, kita mampu dan yakin akan sesuatu harus ditanamkan pada diri sendiri. Percaya pada kapabilitas, kelincahan dan yakin akan kemampuan sendiri akan menjadi pondasi yang kuat bagi perusahaan dan diri kita sendiri ke depannya

  1. Innovating (Berinovasi)

Inovasi adalah kunci. Siapa yang tidak beriovasi, dia akan tertinggal atau bahkan tenggelam. Karyawan harus pandai melihat peluang dan melahirkan inovasi, karena itu menjadi kunci keberhasilan di era disruptif ini. Inovasi akan memberikan sustainability bagi perusahaan.

  1. Dare to Execute (Berani Memutuskan)

Mimpi tanpa eksekusi sama saja dengan angan-angan kosong. Kita harus bisa melakukan eksekusi yang cepat dan terukur tetapi tidak terburu-buru. Tetapi yang terpenting daripada itu harus berani membuat keputusan untuk menjalankannya.

  1. Be Persistence (Bersabar)

Sebagian besar orang kurang sabar dalam melakukan eksekusi sebuah peluang/inovasi/ program atau apapun itu. Bersabar dalam menjalaninya, beradaptasi dan melakukan perubahan dalam perjalanannya akan membuat kita semakin kaya akan hal-hal baru dan belajar untuk memahami banyak hal. Dan tentunya akan semakin mengerti bisnis yang kita jalankan.