Solo – Direktur Utama Metranet Didik Budi Santoso mengajak mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hal tersebut disampaikan dalam Kuliah Pakar yang berlangsung hybrid di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), UNS, Solo, Jawa Tengah, Senin (13/06).

Dalam perkuliahan yang diikuti lebih dari 50 mahasiswa dari berbagai jurusan tersebut, Didik menyampaikan pentingnya bagi para mahasiswa untuk menyiapkan diri menghadapi era VUCA. VUCA merupakan akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.

Volatility berarti dunia cepat berubah, bergejolak, dan tidak stabil. Uncertainty berarti masa depan penuh ketidakpastian. Sedangkan Complexity bermakna dunia modern lebih kompleks dan sebelumnya. Terakhir adalah Ambiguity, yang bermakna lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit dipahami.

“Sekarang kita hidup di era VUCA. Semua serba tidak pasti. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa perlu menyiapkan diri menghadapi era VUCA,” ujar Didik. Ia menambahkan, untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang ideal harus berdasarkan pada Skill, Knowledge, dan Attitude (SKA).

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret Drs. Harjana, M.Si., M.Sc., P.hD. dalam sambutannya menyampaikan pihaknya sangat mendukung program Kuliah Pakar sebegai bentuk upgrade dunia kampus dengan industri. Ini menjadi inisiasi kerja sama yang baik antara UNS dengan pelaku industri/bisnis dalam hal ini Metranet.

“Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merancang program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan mendorong mahasiswa untu menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Kami bertanggung jawab untuk menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi yang ada,” ucap Harjana.